Jumat, 27 Juli 2012

Mencegah lebih baik dari pada mengobati: Tinjauan kesehatan



Walaupun jaminan kesehatan telah banyak di berikan dan ditawarkan, mulai dari jaminan kesehatan dari pemerintah sampai jaminan kesehatan berupa asuransi kesehatan. Akan tetapi kesadaran hidup sehat harus tetap ditumbuhkan dalam jiwa setiap anggota masyarakat. Dan itu harus dimulai sejak dini dan harus dibiasakan.
Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) dalam penelitian terbarunya melaporkan bahwa setiap tahun sedikitnya satu juta anak usia di atas lima tahun (balita) di Asia dan Afrika meninggal akibat diare. Badan dunia ini menyebutkan dua pembunuh terbesar balita di Asia dan Afrika adalah diare dan radang paru-paru.

Pada kasus diare, budaya hidup bersih sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ini. Terutama kebiasaan anak-anak untuk menjaga kebersihan alat makan dan badan setelah buang. Bakteri yang ‘tersembunyi’ dalam kotoran manusia akan masuk ke dalam tubuh ketika anak-anak memasukkan makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Budaya hidup bersih untuk mendapatkan kualitas kesehatan dapat dimulai dengan­ mengajarkan kebiasaan yang sangat sederhana kepada anak-anak yaitu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan setiap habis buang air. Kebiasaan ini akan dapat menyelamatkan lebih dari satu juta balita di seluruh dunia.
Biro Kesehatan Lembaga Pengem­bangan­ Masyarakat Amungme dan Kamo­ro (LPMAK) bersama mitra dari Project Concern International (PCI) telah mengadakan program untuk membiasakan pola hidup sehat kepada masyarakat. Termasuk membiasakan masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun.
Staf Biro Kesehatan LPMAK, dokter Milka Tiranda, mengatakan gerakan mencuci tangan ini dimulai dari anak-anak sekolah. “Melalui sosialisasi di sekolah diharapkan sejak kecil anak sudah terbiasa hidup bersih dan dapat membawa kebiasaan baru ini ke lingkungan keluarga masing-masing,” kata dokter Milka.
Menurut Milka, di Sekolah Dasar Ban­ti, Tembagapura, gerakan mencuci ta­ngan­ pakai sabun dilakukan secara rutin seminggu sekali bersamaan dengan pro­gram pemberian makanan tambahan anak sekolah.
“Sebelum makan bersama, semua anak harus mencuci tangannya dengan sabun sampai bersih. Yang tidak cuci tangan tidak diberi makanan,” kata Milka.
Selain itu, Biro Kesehatan dan PCI juga mengadakan pelatihan untuk guru-guru dan petugas kesehatan di Puskesmas tentang pendidikan higienitas dan sanitasi di sekolah (PHSS). “Sosialisasi juga kami lakukan melalui poster dan baliho,” kata Milka.
Sambil membudayakan cara hidup sehat, LPMAK juga melaksanakan program penyediaan air bersih untuk masyarakat di kampung-kampung. Harapannya, pola hidup sehat yang mulai terbangun akan semakin menjadi bagian hidup masyarakat karena mereka memiliki akses untuk mendapatkan air bersih.
Selain dapat mencegah kematian balita akibat diare, budaya hidup sehat juga dapat menghindarkan anak dan orang dewasa dari penyakit mematikan lainnya seperti penyakit tipus, avian influenza (flu burung) dan lain sebagai­nya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar